Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hutang

Hasil gambar untuk Hutang

1)    Pemilikan manajerial
Christiawan dan Joshua (2007:138) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial adalah situasi diamana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan manajerial menunjukkan adanya peran ganda seorang manajer, yakni manajer bertindak juga sebagai pemegang saham. Sebagai seorang manajer sekaligus pemegang saham, ia tidak ingin perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkann kebangkrutan.
Kesulitan keuangan atau kebangkrutan usaha akan merugikan baik sebagai manajer atau sebagai pemegang saham. Sebagai manajer akan kehilangan insentif dan sebagai pemegang saham akan kehilangan return bahkan dana yang diinvestasikannya. Vcara untuk menurunkaan resiko ini adalah dengan menurunkan tingkat debt yang dimiliki perusahaan (Christiawan dan Josua 2007) debt yang tinggi akan meningkatkan resiko keangkrutan perusahaan, karena perusahaan akan mengalami financial distress. Karena itulah manajer akan berusaha menekan jumlah debt serendah mungkin. Tindakan ini disisi lain tidak menguntungkan karena perusahaan hanya mengandalkan dana dari pemegang saham. Perusahaan tidak bisa berkembang dengan cepat, dibandingkan jika perusahaan juga menggunakan dana dari kreditor.
2)    Faisal (2004:235) mengemukakan bahwa IOS merupakan satu kombinasi antara aktiva riil dan obsi investasi pada masa depan. IOS tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan dan berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan dalam mengekspolitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam kelompok industrinya. Perusahaan yang memiliki potensi tumbuh tinggi diidentifikasi sebagai perusahaan yang mengalami peningkatan pada aktiva riilnya dan peningkatan pada peluang investasinya, sebaliknya perusahaan yang memiliki potensi tumbuh rendah diidentifikasi sebagai perusahaan yang kurag mengalami peningkatan pada aktiva riilnya atau bahkan mengalami penurunan nilai karena perusahaan tersebut tidak mampu menangkap peluang untuk investasi.
Faisal (2004:235) mengklasifikasikan IOS menjadi tiga kelompok yaitu :
a)  Proksi yang berbasis pada harga (price-based-proxies)
Investment opportunity set berdasarkan harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospk pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham dan perusahaan-perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relative untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place).
b)       Proksi yang berbasis pada investasi (investment-basis-proxies)
Proksi IOS berdasarkan investasi mengungkapkan bahwa suatu kegiatan investasi yang besar berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki suatu IOS tinggi seharusnya juga memiliki suatu tngkatan investasi yang tinggi pula dalam bentuk aktiva yang diinvestasikan untuk waktu yang lama dalam suatu perusahaan. Proksi ini berbentuk suatu rasio yang membandingkan suatu penegukuran investasi yang telah diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap atau suatu hasil operasi yang diprosuksi dari aktiva yang telah diinvestasikan.
c)      Proksi yang berbasis pada ukuran varians (variance measures proxies)
Proksi pengukuran varians (variance measurement) mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas untuk memperkirakan besarnya opsi tumbuh seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.
 Hasil gambar untuk Hutang

d)     Free Cash Flow
Ross et al (2000:117) yang dikutip dalam Siswandi (2010:320) menyatakan bahwa “ free cash flow  adalah kas lebih perusahaan yang dapat di distribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada asset”
Free cah flow tersebut biasanya menimbulkan agency complete antara pihak manajer perusahaan dan pemegang saham. Free cash flow yang besar dan kurangnya pengawasan yang kurang efektif akan mengarah pada perilaku manajer perusahaan yang bertindak demi kepentingan sendiri dan bukan untuk kepentingan pemegang saham dengan kata lain para manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan kas lebih tersebut untuk kepentingan dan perilaku opportunistic sedangkan pemegang saham yang mengharapkan kas lebih tersebut dibandingkan kepada mereka sehingga akan menambah kesejahteraan mereka.
Dengan adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow yang berlebihan oleh manajer, karena free cash flow tersebut diguakan untuk membayar hutang beserta bunganya kepada kriditur sehingga karena free cash flow yang tersedia cukup kecil. Dengan adanya hutang, manajemen akan bekerja lebih efisien agar tidak terjadi kegagalan keuangan sehingga akan mengurangi konflik yang terjadi anatara manajer perusahaan pemegang saham.
1)     Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala pengukuran suatu perusahaan baik dari segi asset yang dimiliki perusahaan tersebut maupun unsure lainnya seperti jumlah tenaga kerja. Ukuran perusahaan juga merupakan factor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan level hutang perusahaan. Perusahaan-perusahaan besar lebih mudah memperoleh pinjaman dari pihak ketiga, karena kemampuan akses kepada pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa asset yang bernilai besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan-perusahaan yang besar lebih banyak membutuhkan dana, sehingga terkadang dana internal perusahaan tidak mencukupi untuk menjalankan operasi perusahaan daan kecenderungan menggunakan dana yang bersumber dari eksternal perusahaan semakin besar.

0 Response to "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hutang"

Post a Comment

wdcfawqafwef