Setiap orang pasti mempunyai alas an
tersendiri mengapa mereka berhutang. Ada golongan yang berhutang untuk tujuan
pribadi. Adapula yang berhutang untuk tujuan perniagaan. Setengah golongan pula
berhutang karena keadaan yang memaksa. Pengurusan hutang adalah satu aktivitas
yang agak rumit dan memerlukan individu untuk mempunyai ilmu yang agak mendalam
terutamanya dari segi pengurusan keuangan pribadi.
Hutang
adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada piha-pihak lain yang belum
terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal suatu perusahaan
(Keown, dkk 2001).
6. Jenis-Jenis
Hutang
Hutang
terdiri atas hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang tidak lancar
(hutang jangka panjang).
1) Hutang
lancar (hutang jangka pendek)
Menurut
Warren, Reeve dan Veses (2005:125), “ such
liatibilitas that are to be paid out of urrent and are within a short time,
usually one year, are called liabilities”. Artinya hutang jangka pendek ini
hanya dapat digunakan untuk pembiayaan investasi jangka pendek pula, misalnya
pembiayaan aktiva lancar atau modal kerja. Adapun jenis-jenis dari hutang
jangka pendek/utang lancar tersebut adalah :
a) Hutang
dagang
Hutang dagang
adalah hutang jangka pendek yang timbul karena adanya suatu transaksi.
b) Hutang
Wesel
Hutang wesel
adalah surat perjanjian pembayaran hutang jangka pendek, ada yang berbunga, ada
juga yang tidak.
c) Deviden
Deviden adalah
keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham yang didapatkan atas hasil
keuntungan perusahaan yang diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Ketika
kita menjadi pemilik saham perusahaan, perusahaan dapat membayar kembali dalam
bentuk deviden.
d) Pendapatan
diterima di muka
Pendapatan yang
telah kita terima di awal transaksi namun barang/jasa yang kita transaksikan
belum kita serahkan kepada pembeli barabg/jasa tersebut.
e) Hutang
jangka panjang yang telah jatuh tempo
f) Pajak
penjualan
g) Kewajiban
kepada karyawan (hutang gaji)
h) Iuran-iuran
lainnya
i) Kewajiban
kontigensi
Kewajiban
kontigensi adalah kondisi yang tidak pasti yang mungkin terjadi di masa yang
akan datang, kemungkinan ini bisa menguntungkan biasa disebut gain contigenciens ataupun merugikan (lost contigenciens).
2) Hutang Tidak lancar (hutang jangka panjang)
Menurut Herianto
(2001:238) hutang jangka panjang adalah
hutang yang jangka wktunya panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang
jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan
perusahaan (ekspansi) atau rekomendasi diri perusahaan, karena kebutuhan modal
untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar, hutang jangka panjang ini
umumnya dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana dalam
merealisasikan rencana-rencana strategis perusahaan, misalnya penambahan modal
kerja permanen, pembelian mesin-mesin atau aktiva tetap baru, perluasan pabrik,
akuisisi, afiliasi, pelunasan hutang jangka panjang lain yang segera jatuh
tempo,dll.
Utang jangka
panjang, dapat berupa :
1) Obligasi
(Bond Payable)
Hutang obligasi
adalah pinjaman uang untuk jangka panjang yang mana debitur mengeluarkan surat
pengakuan hutang yang mempunyai nilai nominal tertentu. Jangka waktu pinjaman
obligasi hendaknya didasarkan pada pertimabangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Jangka
waktu pinjaman kredit hendaknya disesuaikan dengan jangka waktu penggunaannya
di dalam perusahaan.
b. Jumlah
angsuran seharusnya disesuaikan dengan jumlah penyusutan dari aktiva tetap yang
akan di belanjai dengan kredit obligasi tersebut, ada beberapa jenis obligasi
yaitu antara lain :
a) Obligasi
biasa
b) Obligasi
pendapatan
c) Obligasi
yang dapat ditukarkan
2) Hutang
Hipotik
Hutang hipotik
adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditur) diberi hak
hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila diberi debitur
tidak memenuhi kewajibannya barang itu dapat dijual dan dari hasil penjualan
tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya .
Hipotik berbeda
dengan obligasi yang tidak menyebutkan jaminannya dalam hutang jangka panjang tersebut. Hipotik menyatakan dengan jelas
aktiva yang dipakai sebagai jaminan aktiva tersebut dijual dan hasilnya dibayar
terlebih dahulu kepada pihak yang memberikan hipotik tersebut. Apabila hasil
penjualan hipotik tersebut masih kurang, maka kekurangannya itu menjadi
kreditur umum sifatnya.
Hutang jangka panjang memiliki keuntungan dan
kerugiaan, adapun keuntungannya yaitu :
1) Pemegang
obligasi tidak meniknati keuntungan perusahaan yang besar
2) Biaya
hutang bersifat mengurangi pembayaran pajak (tax saving)
3) Tidak
harus membagi control perusahaan
Sedangkan
kerugiannya adalah :
1) Dapat
menyebabkan kebangkrutan jika bunga dan pokok pinjaman tidak dapat dibayar
2) Hutang
meningkat resiko perusahaan biaya hutang maupun modal sendiri ikut meningkat
3) Harus
membiayai pokok pinjaman dimasa yang akan datang
4) Menimbulkan
pembatasan-pembatasan dan convenans
dari kreditur
5) Kewajiban
menyissihkan dana pelunasan obligasi (sinking
fund)
c. Teori
Kebijakan Hutang
1) Agency Theory
Agency
theory menjelaskan bahwa sebagai agen dari pemegang saham,
manajer tidak selalu bertindak demi kepentingan pemegang saham sehingga terjadi
konflik antara manajer perusahaan dengan pemegang saham.
Hal ini terjadi
Karena manajer perusahaan lebih mengutamakan kepentingan pribadi. Pemegang
saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer karena akan menambah biaya
bagi perusahaan dan mengurangi keuntungan yang diterima. Untuk itu mengurangi agency
conflict tersebut, diperlukan
mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut
yang dapat dilakukan dengan cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan
keuangan, dan pembatasan terhadap pengambilan keputusan oleh manajemen. Dengan
melakukan pengawasan tersebut maka diperlukan biaya keagenan atau sering
disebut dengan agency cost.
2) Signally Theory
Signally Theory merupakan
suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang member petunjuk bagi
investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Brigham dan
Houston (2001) dalam Pitaloka (2009) menjelaskan bahwa perusahaan dengan
prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengushakan setiap modal baru yang diperlukan.
Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan
dan lebih cenderung menjual sahamnya dan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang
prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawwarkan
penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan
menurun. Karena hal tersebut berarti memberikan isyarat negative yang kemudian
dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
3) Static Trade of Theory
Teori ini
berasumsi bahwa struktur modal suatu perusahaan ditentukan dengan
mempertimbangkan manfaat pengurangan pajak ketika hutang meningkat di satu sisi
dan meningkatnya agency cost ketika
hutang meningkat pada sisi yang lain. Ketika manfaat pengurngan pajak masih
lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan agency
cost maka perusahaan masih bisa meningkatkan hutangnya dan peningkatan
hutang harus dihentikan ketika pengurangan pajak atas tambahan hutang tersebut
sudah lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan agency cost.
4) Pecking Order Theory
Teori ini
pertama kali dikenalkan oleh Donaldson (2009:18) pecking order theory mengatakan bahwa penggunaan dana internal
lebih didahulukan dibandingkan dengan penggunaan dan yang bersumber dari
eksternal. Penggunaan sumber pendanaan eksternal oleh perusahaan dilakukan
apabila pendanaan sumber internal tidak mencukupi dalam pecking order theory manajer konsisten dengan tujuan utama
perusahaan yaitu memekmurkan kekayaan pemegang saham .
Baca Juga :
Baca Juga :
0 Response to "Hutang dan Jenis-Jenis Hutang"
Post a Comment