Sebelumnya admin telah berbagi tentang defenisi dari Pengawasan, nah sekarang admin mau bagi lagi nih pembahasan lebih lanjut mengenai pengawasan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, enjoy that..... :)
a. Maksud
dan Tujuan Pengawasan
Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi
sebenarnya tidak lain merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab setiap kegiatan
pada dasarnya selalu mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu pengawasan
mutlak diperlukan dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Menurut Situmorang dan
Juhir (2004) maksud pengawasan adalah untuk :
1)
Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah
lancar atau tidak
2)
Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
dibuat oleh pegawai dan mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan
yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru.
3)
Mengetahui apakah penggunaan budget
yang telah ditetapkan dalam rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan
yang telah direncanakan.
4)
Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai
dengan program (fase tingkat pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning
atau tidak.
5)
Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan
dengan yang telah ditetapkan dalam planning, yaitu standard.
Rachman
(dalam Situmorang dan Juhir :2004) juga mengemukakan tentang maksud pengawasan,
yaitu:
1) Untuk
mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan
2) Untuk
mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai dengan instruksi serta
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan
3) Untuk
mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan dan kegagalan-kegagalannya,
sehingga dapat diadakan perubahan-perubahan untuk memperbaiki serta. mencegah
pengulangan kegiatan-kegiatan yang salah.
4) Untuk
mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah dapat diadakan
perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat efisiensi yang lebih benar.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa maksud
pengawasan adalah untuk mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala
sesuatunya apakah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, serta mengukur
tingkat kesalahan yang terjadi sehingga mampu diperbaiki ke arah yang lebih
baik.
Sementara berkaitan dengan tujuan pengawasan, Maman Ukas
(2004) mengemukakan:
1)
Mensuplai pegawai dengan informasi yang
tepat, teliti dan lengkap tentang apa yang akan dilaksanakan.
2) Memberi
kesempatan pada pegawai dalam meramalkan rintangan-rintangan yang akan
mengganggu produktivitas kerja secara teliti dan mengambil langkah-langkah
yang tepat untuk menghapuskan atau mengurangi gangguan-gangguan yang terjadi.
3) Setelah
kedua hal di atas telah dilaksanakan, kemudian para pegawai dapat membawa
kepada langkah terakhir dalam mencapai produktivitas kerja yang maksimum dan
pencapaian yang memuaskan dari pada hasil?hasil yang diharapkan.
b. Tipe
Pengawasan
Donelly, et al (dalam Zuhad : 2001) mengelompokkan
pengawasan menjadi tiga tipe dasar, yaitu preliminary
control, concurrent control dan feedback
control. Ketiga hal tersebut digambarkan sebagai berikut :
Pengawasan pendahuluan (preliminary control).
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada
kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan pada
organisasi-organisasi. Sumber- sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat
pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan. Para
pegawai atau karyawan perlu memiliki kemampuan, baik kemampuan fisik ataupun
kemampuan intelektual untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada
mereka. Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi kualitas tertentu dan
mereka harus tersedia pada waktu dan tempat yang tepat. Di samping itu, modal
harus pula tersedia agar dapat dicapai suplai peralatan serta mesin-mesin yang
diperlukan. Akhirnya sumber-sumber daya finansial harus pula tersedia dalam
jumlah dan waktu yang tepat.
Pengawasan pada saat pekerjaan berlangsung (concurrent
control). Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa
sasaran-sasaran telah dicapai. Alat prinsip dengan apa pengawasan dapat
dilaksanakan adalah aktivitas para manajer yang memberikan pengarahan atau yang
melaksanakan supervisi.
Pengawasan feedback (feedback control). Memusatkan
perhatian pada hasil-hasil akhir. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses
pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Tipe pengawasan ini mencapai
namanya dari fakta bahwa hasil-hasil historikal mempengaruhi tindakan-tindakan
masa mendatang.
0 Response to "Maksud dan Tujuan Pengawasan MSDM"
Post a Comment